JAKARTA - Cari kerja semakin sulit di masa pandemi covid-19. Tingkat pengangguran di berbagai negara pun menunjukkan adanya lonjakan selama adanya pandemi Covid-19. Hal ini karena banyak perusahaan yang mempertimbangkan biaya lebih ketika akan merekrut pegawai anyar.
Kondisi keuangan yang sedang tak sehat membuat banyak usaha mempertahankan karyawan lama untuk dipekerjakan dengan beragam pekerjaan. Oleh sebab itu, kini acap kali ditemukan seorang mahasiswa dari salah satu universitas terbaik yang sudah lulus, tapi statusnya masih menganggur.
Baca Juga: 5 Kemampuan Ini Wajib Dimiliki Fresh Graduate yang Siap Kerja
Salah satu contohnya menimpa Abdul Kader Tizini. Pria yang menamatkan kuliah S-2 di bidang teknik mesin dari RWTH Aachen, Jerman bernasib sial karena tak kurang sebanyak 800 lamaran kerjanya ditolak berbagai perusahaan di sana.
Krisis ekonomi yang melanda Eropa membuat mayoritas perusahaan ogah mempekerjakan tenaga kerja asing. Pasalnya, mereka harus mengeluarkan banyak biaya ketika memutuskan menggunakan tenaga kerja bukan dari negaranya.
Baca Juga: 5 Cara Menghindari Penipuan Lowongan Kerja
"Perusahaan berpikir, 'Dengan orang asing kami harus menjelaskan gagasan itu dua kali, dengan orang asli hanya sekali'," kata Tizini seperti dilansir dari Reuters, Selasa (9/2/2021).
Mempekerjakan pembekuan dan PHK di ribuan perusahaan Jerman berarti lulusan asing seperti Tizini menghadapi persaingan ketat dengan lulusan asli dan profesional yang menganggur.
Tidak seperti warga negara Jerman dan Uni Eropa, yang berhak atas tunjangan pengangguran dan bantuan virus corona, banyak lulusan asing yang tidak memenuhi syarat.