JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan ada tiga masalah utama dalam penyediaan air bersih di Indonesia. Pertama, terkait dengan manajemen penyediaan air bersih.
Basuki menjelaskan, secara hidrologis jumlah air yang tersedia tetap, sehingga apabila ada yang kekurangan atau kelebihan air hal itu disebabkan manajemen pengelolaan airnya yang keliru.
"Apabila ada yang kekeringan dan kebanjiran pasti manajemen airnya yang tidak baik. Dan ada juga dalam hal kualitas, jika ada yang jelek pasti masalahnya manajemen airnya perlu diperbaiki. Contohnya jika ada waduk-waduk yang airnya warna coklat, itu dikarenakan di hulunya ada kerusakan. Hal ini membuat kualitas air menjadi buruk dan tidak bisa digunakan masyarakat,” ujar Basuki dalam keterangan tertulis, Jumat (12/2/2021).
Baca Juga:Â Menteri Basuki Sebut Ada 3 Permasalahan Penyediaan Air BersihÂ
Permasalahan kedua menurut Basuki adalah terkait kebocoran air baik yang diakibatkan secara teknis maupun administrasi yang masih tinggi. Permasalahan ketiga, mengenai tarif air, di mana mebutuhan setiap daerah berbeda sehingga besaran tarif per kubik juga berbeda. Dengan demikian perlu ditetapkan koefisien masing-masing daerah sesuai dengan UMR dan lainnya untuk menentukan tarif.
"Tiap daerah-daerah bisa menyesuaikan dengan koefisien yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemahalan, UMR, dan lainnya. Seperti Jakarta pasti berbeda dengan Cianjur. Saya kira dengan demikian mungkin cukup fair," kata dia.