JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memastikan utang luar negeri (ULN) Indonesia tetap sehat. Hal ini didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan ULN yang sehat tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan IV 2020 yang tetap terjaga di kisaran 39,4%, meskipun meningkat dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 38,1%.
Baca juga: Utang Luar Negeri RI Dekati Rp6.000 Triliun
"Struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1% dari total ULN," kata Erwin di Jakarta, Senin (15/2/2021).
Kata dia, dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp5.807 Triliun di Akhir 2020
"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," imbuhnya.
Sebagai informasi, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV 2020 tercatat sebesar USD17,5 miliar atau Rp5.807 triliun. Rinciannya terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar USD209,2 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD208,3 miliar.