NEW YORK - Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Hal ini karena data-data positif yang menggambarkan ekonomi semakin cerah dan tanda-tanda penguatan inflasi membantu greenback menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.
Bitcoin menyentuh rekor tertinggi 52.338,85 dolar AS, sehari setelah menyelesaikan rintangan psikologis 50.000 dolar AS untuk pertama kali, mendorong beberapa analis untuk memperingatkan bahwa level saat ini mungkin tidak berkelanjutan di tengah meningkatnya volatilitas mata uang kripto.
 Baca juga: Dolar Rebound Didongkrak Imbal Hasil Obligasi, Bitcoin Tembus USD50.000
Data penjualan ritel, output industri, dan harga produsen AS memberikan kejutan kenaikan yang kuat, menandakan pemulihan ekonomi dari resesi pandemi mendapatkan momentum saat penerapan vaksin berlangsung.
“Data penjualan ritel hari ini tidak hanya lebih kuat dari yang diharapkan, tetapi juga menghancurkan perkiraan. Sama dengan output industri,” kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Forex di New York.
 Baca juga: Indeks Dolar AS Melemah Usai Menguat 5 Hari Berturut
Federal Reserve AS merilis risalah dari pertemuan kebijakan moneter 26-27 Januari, di mana para peserta menyatakan perlunya untuk "tetap waspada" di tengah tanda-tanda rebound ekonomi baru-baru ini, membahas inflasi jangka pendek yang diharapkan, dan menegaskan komitmennya untuk menjaga kebijakan akomodatif guna mendukung pasar pekerjaan yang sakit.
Meski begitu, risalah itu mengandung sedikit kejutan.
“Secara umum (risalah Fed) tidak memasukkan banyak informasi baru,” kata Chandler. "Apa yang pasar nantikan adalah kesaksian Powell (Ketua Fed) minggu depan."
Follow Berita Okezone di Google News