JAKARTA - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 mengalami defisit yang cukup dalam. Namun, pelebaran ini jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, defisit APBN pada 2020 lalu mencapai sebesar Rp 956,3 triliun. Jumlah tersebut setara 6,09% dari produk domestik bruto (PDB).
Baca Juga: Sri Mulyani Pamer Defisit APBN RI Masih Kecil meski Tekor Rp956 Triliun
Sementara itu, beberapa contoh negara lain yang defisitnya lebih besar adalah India 13%. Kemudian dibandingkan dengan negara tetangga seperti FIlipina 8,1% dan Malaysia di 6,5%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, meskipun negara-negara tersebut mengalami defisit APBN yang besar, dirinya mengklaim angka pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih baik. Indonesia sepanjang 2020 pertumbuhan ekonominya mengalam kontraksi 2,07%.
Baca Juga: APBN 2021 Sudah Tekor Rp45,7 Triliun, Pendapatan Negara Terkontraksi
“Dan meskipun negara-negara ini dengan defisit APBN mereka dihadapkan kepada kontraksi ekonomi yang jauh lebih dalam. Artinya mereka mengeluarkan anggaran lebih besar namun ekonominya kontraksinya tetap sangat parah,” ujarnya dalam acara Webinar Balitbang Kementerian Perhubungan, Rabu (3/3/2021).
Menurut Sri Mulyani, hal ini menjadi capaian yang harus disyukuri. Meskipun begitu, bukan berarti Indonesia bisa terlena dengan capaian tren pertumbuban ekonomi yang cenderung membaik.