Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Saham di Atas Awan, Harta CEO Rakuten Meroket Jadi Rp28,8 Triliun

Fadel Prayoga , Jurnalis-Selasa, 16 Maret 2021 |13:42 WIB
Saham di Atas Awan, Harta CEO Rakuten Meroket Jadi Rp28,8 Triliun
Grafik Ekonomi (Foto: Ilustrasi Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Saham e-commerce asal Jepang, Rakuten nilainya melonjak hampir 35%. Alhasil, kenaikan itu membuat kekayaan CEO Rakuten Hiroshi Mikitani menjadi USD2 miliar atau setara Rp28,8 triliun (mengacu kurs Rp14.400 per USD).

Perusahaan yang berbasis di Tokyo ini pada Jumat 12 Maret 2021 lalu berhasil mengumpulkan uang senilai USD2,2 miliar dengan menjual saham baru ke beberapa investor besar untuk mendanai peluncuran bisnis operator selulernya.

Baca Juga: 7 Orang Terkaya Sepanjang Masa, Tertinggi Punya Harta Rp64.400 Triliun

Mikitani akan menambah 4,4 juta saham lagi ke kepemilikan sahamnya, meskipun secara keseluruhan kepemilikan sahamnya akan berkurang dari 39,3% menjadi 34% setelah transaksi. Kekayaan bersihnya sekarang mencapai USD8,6 miliar.

"Investasi baru di Rakuten ini menunjukkan ekspektasi tinggi untuk pertumbuhan dan dampak ekosistem Rakuten dengan layanan seluler sebagai intinya, serta potensi besar untuk kolaborasi lebih lanjut dengan perusahaan terkemuka dari tiga ekonomi terkemuka dunia,” kata Mikitani seperti dilansir dari Forbes, Selasa (16/3/2021).

Baca Juga: Zhong Shanshan, Pengusaha Air Minum yang Punya Harta Rp1.221 Triliun

Selanjutnya, Japan Post, bekas utilitas milik negara yang kemudian diprivatisasi, akan menjadi pemegang saham terbesar kedua Rakuten dengan 8,3% saham.

Hubungan antara kedua perusahaan akan menggabungkan lebih dari 100 juta pengguna Rakuten dengan jaringan pengiriman nasional Japan Post yang terdiri dari sekitar 24.000 kantor pos.

Kemudian, Tencent China akan mendapatkan 3,6% saham di Rakuten. Perusahaan melihat konten digital dan e-commerce sebagai area potensial untuk kolaborasi.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement