CHIGAGO - Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan sesi sebelumnya, karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan penguatan dolar ke level tertinggi empat bulan merusak daya tarik logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, tergelincir USD8,1 atau 0,47% menjadi ditutup pada USD1.725,10 per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (24/3/2021), emas berjangka terdongkrak USD8,10 atau 0,47% menjadi USD1.733,20.
Baca juga: Harga Emas Naik Naik, Ini Rinciannya
Emas berjangka anjlok USD13 atau 0,75 persen menjadi USD1.725,10 pada Selasa (23/3/2021), setelah tergerus USD3,6 atau 0,21% menjadi USD1.738,10 pada Senin (22/3/2021), dan terangkat USD9,2 atau 0,53% menjadi USD1.741,70 pada Jumat lalu (19/3/2021).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan sedikit menguat, meningkatkan peluang kerugian bagi mereka yang memegang emas.
Baca juga: Harga Emas Terdongkrak Imbas Investor Abaikan Naiknya Imbal hasil Obligasi AS
Sementara itu, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya naik 0,4 persen, setelah mencapai level tertinggi sejak 13 November di 91,92 pada awal sesi, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Anda melihat perbedaan besar dalam suku bunga obligasi pemerintah antara AS dan negara-negara Eropa lainnya dan itu menyebabkan peningkatan aliran dana ke greenback dan itu membebani logam mulia," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.