Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus mengatakan, ada tiga kondisi global yang mempengaruhi industri hulu migas, yaitu pengendalian pandemi Covid-19, fluktuasi harga minyak, dan tren investasi global. Imbas masif pandemi dan anjloknya harga minyak membuat investasi turun tajam.
Pada tahun 2020-2025, investasi migas diperkirakan turun tajam sebesar USD500 miliar. Asia Pasifik turun USD64 miliar atau 13% dari total penurunan. Dengan begitu, porsi investasi yang masuk ke Asia Tenggara dan Indonesia semakin kecil
"Beberapa perusahaan migas besar juga memangkas investasinya. Seperti ExxonMobil memangkas 30%, Shell dan Chevron 20%, BP dan ENI mengurangi hingga 25%," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)