NEW YORK - Dolar AS menyentuh level terendah pada perdagangan Selasa waktu setempat. Dolar AS melemah menjelang rilis data harga konsumen AS, di mana para investor memprediksi akan terjadi kenaikan inflasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, meningkatnya ekspektasi inflasi mempengaruhi dolar AS karena investor berasumsi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap harga yang lebih tinggi. Belum lagi usai laporan ketenagakerjaan AS yang mengecewakan minggu lalu memicu aksi jual yang meluas pada greenback.
Baca Juga: Dolar AS Kembali Tak Berdaya, Ini Penyebabnya
“Orang-orang takut bahwa Fed bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka katakan. Dan yang mereka katakan tidak akan menaikkan suku bunga, tetapi juga kami akan membiarkan inflasi berjalan," kata Kepala NatAlliance Securities, Andy Brenner, dilansir dari Reuters, Rabu (12/5/2021).
Terhadap sekeranjang rival utamanya, dolar AS melemah ke level 89,979 atau terendah sejak 25 Februari.
Baca Juga: Dolar Anjlok Akibat Data Pekerjaan AS di Luar Ekspektasi
"Bahkan jika kita melihat cetakan di atas ekspektasi besok, kemungkinan reli dolar yang kuat sangat berkurang oleh fakta bahwa jauh lebih sedikit pelaku pasar yang mengharapkan Fed untuk bereaksi terhadap angka itu dengan cara apa pun," katanya.
Menurut catatan Action Economics, melemahnya indeks dolar di bawah 90 tampaknya telah mendorong beberapa investor untuk menutup posisi pendek dolar karena mata uang utama kemudian mundur.