JAKARTA - Persaingan dunia kerja yang semakin ketat memaksa para pekerja untuk selalu meningkatkan produktivitas dan kemampuannya. Semua orang harus bisa bertahan demi mendapatkan penghasilan untuk menghidupi diri dan keluarga.
Implikasinya adalah semakin banyak pekerja menjadi workaholic atau kecanduan bekerja yang menghabiskan seluruh waktunya demi bekerja untuk perusahaan. Padahal, hal tersebut tidak bagus bagi kesehatan, baik fisik maupun mental.
Baca Juga:Â Cemas Sebelum Interview Kerja? Lakukan Tips Berikut
Kendati demikian, masih banyak pula pekerja yang menyisihkan waktu untuk menikmati kehidupan di luar pekerjaannya, namun dia juga tetap bekerja keras dengan baik dan giat. Pekerja seperti itu adalah tipe pekerja keras.
Melansir akun Instagram Kementerian Ketenagakerjaan @kemnaker, Minggu (30/5/2021), berikut ciri-ciri dan perbedaan antara pekerja yang workaholic dan pekerja keras yang tidak sampai kecanduan kerja.
Baca Juga:Â Jangan Minder IPK Kecil, Simak Tips Berikut agar Lolos Wawancara Kerja
Para workaholic biasanya merasa terpaksa untuk bekerja. Dia tidak merasa menikmati pekerjaannya, dan biasanya bekerja tidak sesuai passion atau kemampuannya.
Di lain sisi, workaholic juga terlalu serius dalam bekerja sehingga tidak memikirkan apapun selain pekerjaannya, bahkan dia menghabiskan waktu luangnya dengan tetap bekerja atau memikirkan kerjaan.
Workaholic cenderung sangat ambisius untuk mencapai target. Kalau targetnya tidak tercapai, dia bisa stres dan terus menyalahkan diri sendiri bahkan rekan-rekan kerjanya.