JAKARTA – Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk naik di tengah isu bangkrutnya perseroan. Pada penutupan perdagangan kemarin, saham Garuda Indonesia mengalami kenaikan sebesar Rp6 atau 2,24% ke Rp274 per unit pada hari ini. Dalam sebulan terakhir saham GIAA mengalami penurunan 16,46% dan secara year to date menurun 31,84%.
Adapun frekuensi perdagangan saham GIAA mencapai 3.377 kali dengan 38,68 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp10,77 miliar. Price Earning Ratio (PER) -0,33 dan market cap sebesar Rp7,09 triliun.
Baca Juga: Mantan Bos Garuda Indonesia Dituntut 12 Tahun Penjara
Menanggapi kenaikan saham GIAA, Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, kenaikan harga saham maskapai nasional tersebut kemungkinan dipengaruhi peningkatan atau tren positif yang terjadi di pasar saham Tanah Air belakangan ini.
"Karena hari ini pasar saham kembali melanjutkan kenaikan, bisa saja pelaku pasar memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk masuk dengan mengesampingkan sentimen-sentimen yang ada di GIAA," ujar Reza kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (4/6/2021).
Baca Juga: Garuda Indonesia Ditargetkan Bisa Restrukturisasi Utang hingga Rp21,4 Triliun
Reza menambahkan, beberapa kabar yang berasal dari Garuda Indonesia memang menjadi sentimen negatif bagi kinerja perusahaan yang disadari terimbas dari adanya pandemi Covid-19.
"Air Asia yang penerbangan low cost aja juga terkena dampaknya. Jadi, memang adanya imbas pandemi ini membuat industri penerbangan secara umum mengalami penurunan," kata dia.