JAKARTA - Pasar modal syariah Indonesia dalam 10 tahun terakhir mencatatkan pertumbuhan yang cukup menjanjikan. Jumlah saham syariah meningkat 84% atau lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan jumlah saham secara umum.
Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury menyebut, dalam 10 tahun terakhir, jumlah saham tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara rata-rata meningkat hingga 65%. Tapi jumlah saham syariah justru meningkat di kisaran 84%.
Baca Juga:Â Sri Mulyani Sebut Aset Keuangan Syariah Stagnan
Sementara itu, tingkat pertumbuhan saham non syariah jauh lebih rendah yaitu di kisaran 44%.
"Apabila kita melihat dan juga mengkaji hal ini lebih lanjut lagi dan lebih dalam lagi, dalam 10 tahun terakhir terjadi peningkatan yang cukup signifikan di sektor kapital pasar syariah," ujar Pahala, dalam gelaran The Future of Islamic Capital Market, Kamis (15/7/2021).
Dia mencatat, rata-rata volume transaksi harian di pasar modal Indonesia meningkat sebesar 13,8% setiap tahunnya, di mana, dari 2,7 miliar lembar di tahun 2011 menjadi 8,97 miliar lembar pada Maret 2021.
Baca Juga:Â Sri Mulyani Tak Rela Indonesia Hanya Jadi Pasar Produk Syariah Negara Lain
Kemudian, rata-rata nilai transaksi harian meningkat sebesar 14,6% per tahun, rata-rata frekuensi transaksi harian bahkan meningkat mencapai 31% per tahunnya.
Sementara, nilai kapitalisasi pasar meningkat sebesar 6,4%. Meski begitu, kata Pahala, pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia pada awal tahun 2020 berdampak besar pada sektor perekonomian dan keuangan secara umum.
Dari sisi pasar modal syariah, pada 2020 atau secara tahunan (YoY) Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menurun sebesar 5,46%. Sementara, Jakarta Islamic Index (JII) menurun 9,6%.
Follow Berita Okezone di Google News