Salah satunya, bisnis menara yang memiliki karakteristik high barrier to entry. Karakteristik ini muncul lantaran butuh investasi besar supaya mampu bertahan di sektor ini. Perusahaan telekomunikasi yang memiliki menara juga satu per satu menjual menara miliknya untuk efisiensi. Namun, stok menara milik operator telekomunikasi sudah mulai menipis. Sehingga, melirik perusahaan menara dengan skala yang lebih kecil menjadi pilihan paling logis.
Tahun ini, Sarana Menara Nusantara menargetkan pendapatan tumbuh 8%. Target tersebut relatif lebih rendah dibandingkan revisi naik target pendapatan pada 2020 yang sebesar 14% – 15% secara tahunan. Wakil Direktur Sarana Menara Nusantara, Adam Ghifari pernah mengatakan, pada tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 8% dibandingkan 2020. Apabila target kenaikan pendapatan 14% – 15% tercapai pada 2020 menjadi Rp7,35 triliun – Rp7,41 triliun, TOWR tersebut sama dengan mengincar pendapatan senilai Rp7,93 triliun – Rp8 triliun tahun ini.
(Feby Novalius)