“Tahun 2020 di bulan yang sama serapan KUR Pertanian baru mencapai Rp20 triliun. Mengapa saat ini serapannya lebih tinggi, karena polanya berubah,” kata Indah.
Indah berharap hingga akhir 2021 jumlahnya bisa terus meningkat. Tahun ini, Indah menuturkan, implementasi KUR Pertanian di lapangan diubah polanya dibanding tahun lalu.
“Saat ini kami mengedepankan pola cluster. Tahun lalu itu dari plafon Rp50 triliun, realisasinya melebihi target Rp55 triliun. Tahun ini kami rasa juga demikian,” ucapnya.
Sistem cluster tersebut dimaksudkan untuk mendukung ketahanan pangan dan swasembada pangan yang tengah menjadi program nasional.
“Misalnya ada cluster padi sebagai program swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional. Lalu, ada juga ada cluster jagung agar bisa menjadi produksi unggulan. Mengapa jagung, karena ini murah dan hasilnya besar. Lalu ada cluster sawit, cluster kopi, cluster jeruk, cluster hortikultura, cluster tebu dan yang tengah menjadi unggulan adalah cluster porang dan cluster sarang burung walet,” tuturnya.
CM
(Yaomi Suhayatmi)