JAKARTA - Pemerintah terus berusaha untuk menaikkan porsi energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi, khususnya pada sektor ketenagalistrikan. Saat ini, bauran EBT baru mencapai 11,2%, masih berada di bawah target bauran energi tahun 2025 sebesar 23%.
Potensi EBT yang mencapai lebih dari 400 Gigawatt (GW) pun baru dimanfaatkan sebesar 10 GW atau 2,5% dari total cadangan.
"Saat ini Kementerian ESDM telah menyusun Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) yang diharapkan mampu membuahkan solusi untuk tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional dan menjadi jawaban tantangan yang saat ini dihadapi, antara lain keterbatasan pengembangan EBT dan tuntutan pembangunan infrastruktur yang lebih masif dan tepat guna," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Jakarta, Selasa (10/8/2021).
Baca Juga: RI Punya 'Harta Karun' Energi Terbesar Nomor 2 di Dunia
Arifin melanjutkan, dalam GSEN, Kementerian ESDM memetakan rencana penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 38 GW, hingga tahun 2035, melalui upaya percepatan substitusi energi primer/final, konversi energi primer fosil, penambahan kapasitas EBT, dan pemanfaatan EBT non listrik/non BBN.
"Untuk mencapai target tersebut, pemerintah memprioritaskan pengembangan energi surya karena biaya investasinya yang sekarang semakin kompetitif, semakin murah, dan waktu pelaksanaannya bisa lebih cepat, dan memiliki sumber yang cukup banyak," katanya.