JAKARTA - Kembali merangkak naiknya harga emas menjadi optimisme bagi PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) bahwa kinerja keuangan akan tumbuh positif di 2021. Emiten di industri manufaktur perhiasan emas ini menargetkan pendapatan dan laba pada 2021 bisa bertumbuh masing-masing 20% dan 15%.
Chief Financial Officer (CFO) Hartadinata Abadi, Deny Ong mengungkapkan, untuk mencapai target tersebut, perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 50 miliar untuk pengembangan produk.
"Perseroan siap untuk menerbitkan surat utang apabila diperlukan untuk mendukung kinerja perseroan," ujarnya di Jakarta, seperti dilansir Harian Neraca, Rabu (18/8/2021).
Baca Juga:Â Penjualan Lesu, Laba Ace Hardware Turun 23% Jadi Rp276,9 Miliar
Pada 2020, Hartadinata mencatat penjualan sebesar Rp 4,13 triliun atau meningkat 27,86% dari 2019 sebesar Rp 3,23 triliun. Sementara laba bersih 2020 sebesar Rp 171 miliar. Deny mengungkapkan, selain karena kenaikan harga emas, kinerja 2020 disebabkan tambahan penjualan produk logam mulia yang diluncurkan tahun lalu. Hasil penjualan kepada pihak wholesaler berkontribusi sebesar 91,3%. Sementara toko milik sendiri serta imbalan waralaba berkontribusi sebesar 8,1%. Selain itu, ada tambahan pendapatan dari hasil usaha pegadaian sebesar 0,6%.
Selama 2020, volume penjualan masih didominasi oleh produk perhiasan kadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah yang berkontribusi 62,9%, sedangkan produk logam mulia memberikan kontribusi sebesar 13,4% terhadap total produk yang dipasarkan.
Baca Juga:Â Penjualan Ponsel Laris Manis, Erajaya Raup Laba Rp558 Miliar
Sementara Chief Executive Officer PT Hartadinata Abadi Tbk Abadi Sandra Sunanto menjelaskan, pada tahun lalu, harga emas meningkat signifikan hingga 25% dibandingkan 2019. Peningkatan harga emas ini berpengaruh positif pada kinerja perseroan pada tahun lalu.