JAKARTA – Transisi energi menjadi hal yang tak bisa dihindari oleh perusahaan migas di seluruh dunia. Kesepakatan Paris tentang target pengurangan emisi karbon disadari telah membuat pelaku industri hulu migas berupaya keras untuk dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatannya.
Baca Juga:Â 7 Anjungan Migas Akan 'Dipensiunkan'
“IPA menyadari bahwa kebijakan ini harus dapat berjalan bersama dengan target produksi migas yang sudah ditetapkan Pemerintah," ujar Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) Gary Selbie, Kamis (19/8/2021).
Menurutnya, sekalipun potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia cukup menjanjikan di tengah upaya pengurangan emisi karbon, namun potensi migas nasional seperti terdapat dalam bauran energi, diketahui masih sangat besar dan siap untuk dikembangkan. Selain sebagai sumber energi, migas juga dianggap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan memiliki efek berganda secara ekonomi.
Baca Juga: Lelang 6 Blok Migas, RI Tawarkan 'Bonus' ke Investor
Itulah sebabnya, diperlukan keseimbangan antara target produksi migas nasional dengan target penurunan emisi karbon. Guna mencapai keseimbangan tersebut diperlukan kebijakan yang terintegrasi. Hal itu dapat menghadirkan kejelasan bagi para investor global yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. “Kebijakan yang jelas juga perlu diikuti dengan adanya kepastian peraturan dan perpajakan,” kata dia.