JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis kinerja pasar modal Indonesia akan terus membaik hingga akhir 2021. Meski kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berdampak pada kinerja pasar modal domestik.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengungkapkan kinerja pasar modal Indonesia menunjukkan tren positif sejak triwulan I-2021. Pada penutupan perdagangan 13 Januari 2021 lalu, IHSG tercatat sempat di posisi tertinggi, yakni 6.435,21 poin. Sedangkan NAB reksa dana mencapai posisi tertinggi dengan nilai Rp 594,35 triliun pada 21 Januari 2021.
Baca Juga:Â BEI Kedatangan 2 Tamu Baru, Intip Profilnya
Meski memasuki triwulan II-2021, beberapa sentimen global seperti munculnya varian delta di India dan kebijakan lockdown di beberapa negara, sempat menekan kinerja pasar modal Indonesia, OJK menilai bahwa para pelaku pasar sudah cukup siap dalam merespons hal tersebut. Kesiapan itu, jelas Hoesen, terlihat dari berbagai indikator pasar yang bergerak positif, sehingga cukup memberikan optimisme terkait perkembangan pasar modal Indonesia pada 2021.
Misalnya, pergerakan IHSG yang memperlihatkan tren positif dan masih mencoba bertahan di level 6.000 dan terkadang menunjukkan penguatan seiring dengan pemulihan ekonomi nasional.
”Berdasarkan catatan kami, per 31 Agustus 2021 IHSG berada pada posisi 6.150 poin atau naik 2,86% mencapai ytd,”ujarnya, dikutip dari Harian Neraca, Selasa (7/9/2021).
Baca Juga:Â Wih! Banyak Generasi Muda Jadi Investor Saham, Didominasi Usia di Bawah 30 Tahun
Selain dari IHSG dan reksadana, tren positif juga ditunjukkan dari sisi nilai kapitalisasi pasar saham yang mengalami peningkatan 6,13% menjadi Rp7.395 triliun terhitung sejak awal tahun hingga kini, dibandingkan sebelumnya Rp 6.968 triliun per 30 Desember 2020. Demikian pula dengan aset obligasi per 31 Agustus 2021 yang meningkat 4,35% secara ytd dari sebelumnya tercatat 314 menjadi 327.