ADB memproyeksikan pengeluaran rumah tangga akan pulih sebelum naik ke level 5% tahun depan namun tidak terlalu tinggi karena tertahan oleh masih adanya ketidakpastian yang masih terus membayangi.
Investasi diperkirakan turut menguat pada 2022 seiring mulai normalnya keadaan dan membaiknya iklim usaha sedangkan impor diprediksikan meningkat sejalan permintaan domestik yang membaik.
Untuk inflasi masih tetap terkendali dan diperkirakan mencapai 1,7% pada tahun ini atau lebih rendah dari proyeksi 2,4% yang dirilis ADB pada April lalu akibat melambatnya pemulihan ekonomi.
Tominaga mengingatkan bahwa masih adanya sejumlah risiko negatif termasuk potensi wabah COVID-19 baru, gangguan aktivitas perekonomian baik di Indonesia maupun luar negeri, serta tantangan pembiayaan global.
Oleh sebab itu, ia meminta agar para pembuat kebijakan terus mengambil langkah-langkah yang dapat mengendalikan pandemi, mendukung pemulihan ekonomi, dan melaksanakan reformasi domestik.
“Walaupun restriksi dilakukan tapi kami berharap pertumbuhan bisa kembali pulih,” tegasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)