JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk buka suara soal kabar bahwa perseroan memilih opsi pailit di tengah keadaan krisis keuangan. Kementerian BUMN sebelumnya menyampaikan tidak ada opsi yang lebih baik dibandingkan dengan membubarkan Garuda Indonesia, meskipun restrukturisasi utang senilai Rp70 triliun berhasil dilakukan yang awalnya dianggap sulit.
Emiten berkode GIAA itu menegaskan, sampai dengan saat ini belum ada informasi resmi yang diterima Perseroan berkenaan dengan opsi tindak lanjut pemulihan kinerja yang saat ini berkembang di media massa.
Baca Juga:Â Utang Garuda Rp70 Triliun, Wamen BUMN: Mentok Ya Kita Tutup
“Dapat kami pastikan sampai dengan saat ini, Perseroan terus melakukan langkah langkah strategis akselerasi pemulihan kinerja dengan fokus utama perbaikan fundamental kinerja Perseroan yakni penguatan basis performa finansial maupun fokus model bisnis dalam jangka panjang, melalui program restrukturisasi menyeluruh yang saat ini tengah kami rampungkan. Upaya tersebut turut kami intensifkan melalui berbagai upaya langkah penunjang perbaikan kinerja khususnya dari aspek operasional penerbangan,” kata VP Corporate Secretary & Investor Relations GIAA, Mitra Piranti, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Selasa (19/10/2021).
Baca Juga:Â Gaji Karyawan Dipotong 30%, Garuda Indonesia: Upaya Menjaga Operasional
Pihak Garuda Indonesia mengaku masih optimistis dengan sinyal positif outlook industri penerbangan nasional ditengah situasi pandemi yang mulai terkendali serta dibukanya sektor pariwisata unggulan Indonesia. Hal itu menjadi momentum penting dalam langkah langkah perbaikan kinerja yang saat ini hingga kedepannya akan terus Garuda optimalkan secara bertahap dan terukur sejalan dengan perbaikan fundamental kinerja operasi Perseroan di masa adaptasi kebiasaan baru ini.