BOJONEGORO - Bangkit dari keterpurukan pandemi Covid-19, begitu kalimat yang tepat disematkan kepada pemuda pembuat gitar custom dari Kabupaten Bojonegoro.
Pemuda bernama Yudha Adi Prabowo, sempat merasakan keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Usahanya berjualan sembako di Sidoarjo sempat turun terdampak pandemi Covid-19, membuatnya memilih pulang ke kampung halaman di Desa Deru, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro.
Bermodalkan semangat dan hobi berseni musik, pemuda berusia 23 tahun tak patah arang, ia merintis usaha pembuatan gitar kustom. Beragam aneka jenis gitar ia buat dari pesanan kustomer.
Baca Juga: 5 Cara Menjadi Dropshipper Tanpa Modal
Menurutnya, ia baru menekuni bisnis pembuatan gitar kustom saat pandemi Covid-19 tengah memburuk di 2020 lalu. Usaha sembakonya yang sempat mengalami penurunan, membuatnya pulang kampung dan mengembangkan usaha baru.
"Dulu di Sidoarjo jualan sembako, tapi sempat turun karena pandemi Covid-19 itu. Akhirnya mulai coba bikin gitar custom ini," ucap Yudha, saat dikonfirmasi MNC Portal, pada Rabu (27/10/2021).
Ketertarikan Yudha pada alat musik bukan tanpa alasan, ia memiliki hobi bermusik dan seni. Apalagi saat bekerja di Sidoarjo ia kerap kali berkunjung ke tempat pembuatan gitar, yang tentu membuatnya kian terinsipirasi membuat usaha serupa dengan konsep berbeda.
Baca Juga: 10 Keuntungan Menjadi Pengusaha
"Saat di Sidoarjo sering berkunjung ke tempat pembuatan gitar, lalu karena saya suka musik dan seni akhirnya mencoba mengembangkan di rumah. Baru dijadikan industri itu tahun 2020, saat corona sedang tinggi-tingginya," ungkap dia.
Dirinya beralasan di Bojonegoro masih belum ada produsen pembuat gitar yang mampu melayani sesuai keinginan pembeli. Beberapa toko dan pembuat alat musik hanya menjual gitar standar, yang kadang tidak sesuai keinginan sang pembeli.
Di tangan Yudha, keinginan pembeli yang ingin membuat gitar sesuai permintaannya, dengan harga yang terjangkau. Tak ayal permintaan pasar merespon positif produknya.
"Kita lihat peminatnya lumayan banyak, apalagi di toko - toko alat musik kan tidak bisa menyediakan yang sesuai keinginan. Kalau di saya kelebihannya bisa custom, bisa pesan sesuai keinginan konsumen. Jadi mereka ada kepuasan tersendiri," bebernya.
Beberapa pesanan gitar kustom pun datang kepadanya, tercatat sebulannya 5 - 10 pesanan bisa ia kerjakan. Pesanan ini datang dari berbagai kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta.
Harga yang tergolong murah dan kualitas yang bersaing, menjadikan para pembeli menjatuhkan pilihan kepada gitar buatan pemuda Desa Deru, Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro ini.
"Dijual dari harga Rp 500 ribu sampai Rp 3,5 juta, tergantung kerumitan desain dan bahan yang diinginkan. Jadi semakin rumit dan mahal bahan baku, harganya semakin mahal. Kalau proses pembuatan dari tiga minggu sampai dua bulan, tergantung proses kerumitan gitarnya," tuturnya.