JAKARTA - Wall Street ditutup mixed pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Bursa saham AS bergerak dua arah dengan Nasdaq ditutup sedikit berubah didorong kenaikan Microsoft dan induk Google, Alphabet.
Namun penurunan harga minyak dan mundurnya imbal hasil obligasi AS membebani sektor siklikal dan menyeret S&P 500 lebih rendah.
Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 266,19 poin atau 0,74%, menjadi menetap di 35.490,69 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 23,11 poin atau 0,51%, menjadi berakhir di 4.551,68 poin. Indeks Komposit Nasdaq terdongkrak 0,12 poin atau 0,0008%, menjadi ditutup di 15.235,84 poin.
Baca Juga: Wall Street Menguat tapi Dibatasi Anjloknya Saham Facebook
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor energi dan keuangan masing-masing merosot 2,86% dan 1,69%, memimpin penurunan. Sektor jasa-jasa komunikasi dan consumer discretionary masing-masing menguat 0,95% dan 0,24%.
Microsoft Corp melonjak 4,21% menjadi ditutup pada rekor tertinggi setelah memperkirakan akhir yang kuat untuk tahun kalender, sebagian didorong oleh bisnis cloud yang sedang booming. Alphabet Inc melonjak 4,96% setelah melaporkan rekor laba kuartalan karena lonjakan penjualan iklan.
Keuntungan di dua saham tersebut menyumbang hampir 90 poin terhadap kenaikan Nasdaq yang padat teknologi, sementara Microsoft adalah dorongan terbesar untuk Dow Industrials, S&P 500 dan Nasdaq.
Baca Juga: Wall Street Bervariasi, Indeks S&P 500 Cetak Rekor Lagi
Kemunduran imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang dan pendataran kurva imbal hasil juga membantu mendukung saham-saham pertumbuhan ternama seperti yang ada di consumer discretionary dan jasa-jasa komunikasi, yang merupakan dua sektor S&P yang maju hari ini.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan turun untuk hari keempat berturut-turut, merosot lebih dari 6 basis poin, menempatkannya di jalur penurunan satu hari terbesar sejak 13 Agustus.
"Saham-saham pertumbuhan akan mendapat dorongan tidak hanya dari beberapa laporan laba tetapi juga karena suku bunga lebih rendah," kata Megan Horneman, direktur strategi portofolio di Verdence Capital Advisors di Hunt Valley, Maryland.