JAKARTA - Pedagang gorengan menjerit imbas mahalnya harga minyak goreng yang terjadi belakangan akhir ini.
Salah seorang pedagang gorengan di bilangan Bekasi, Fadli (42) curhat terdampak kenaikan harga minyak goreng. Dia mengaku kesulitan menaikkan harga gorengan. Satu gorengan yang biasa dia jual dibanderol Rp1.000 per pcs, dan pelanggannya juga sudah terbiasa dengan harga segitu.
"Biasanya harga gorengan satunya itu Rp1.000, tapi karena sekarang harganya minyak mahal, kita mau naikin juga susah. Pembeli mintanya Rp5.000 dapat lima pcs, padahal kita mau jualnya itu Rp5.000 dapat 3-4 pcs aja susah banget. Dari pada pembelinya kabur, yaudah kita ngalah tapi ya gitu jadi susah untung," ungkapnya saat ditemui,MNC Portal Indonesia, Selasa (9/11/2021).
Baca Juga: Harga Minyak Goreng Naik Tembus Rp20.000 per Kg, Begini Respons Kemendag
Dia pun mengaku prihatin dengan kondisi harga minyak goreng sekarang ini. Sebab, hal itu mengakibatkan modal usahanya menjadi membengkak dari sebelumnya.
"Harga minyak goreng sekarang ini bikin pedagang menjerit. Saya jualan, keuntungannya nggak ada. Pembeli juga makin sepi," ujarnya.
"Dulu saya beli di agen, minyak goreng kemasan itu harganya Rp19 ribu yang dua liter, sekarang Rp35 ribu. Sehari saya butuh 4 liter, modalnya sudah habis di minyak duluan," jelas Fadli.
Sebelumnya modal dia Rp350 ribu sudah bisa mencukupi semua kebutuhan dagangnya. Namun sekarang, melonjak Rp700 ribu akibat dibebani dengan harga minyak kemasan yang dibeli.
"Kita berharap harga minyak goreng ini bisa diturunkan lagi seperti dulu, supaya pedagang dapat keuntungan dan pembeli juga nggak mengeluhkan," harapnya.
Rasa prihatin pun juga dirasakan oleh pedagang gorengan lain seperti Yati (47), dirinya mengeluh harga minyak yang melambung tinggi. Sebab, hal itu berpengaruh pada usahanya. Dia pun mengaku tidak tega jika alternatif mencari keuntungannya dengan mengurangi ukuran gorengan.
"Kita ngeluh harganya minyak naik, sedangkan pembeli mintanya gorengan harganya satu Rp1.000. Dikurangi gimana, tapi kalau ukurannya dikecilin juga nggak tega saya. Kadang juga ada yang beli Rp10 ribu tapi minta di tambah satu jadi dapat 11," kata Yati.
Lanjutnya, meskipun harga minyak berubah, tetapi hal itu tidak mengubah kuantitas dagangannya.
Yati mengatakan, biasanya dia beli minyak kemasan 2 liter di pasar tradisional dengan harga Rp20 ribu, kini ia harus menggerus kocek Rp35 ribu.
"Biasanya saya beli cuma Rp19 ribu buat 2 liter, sekarang jadi Rp35 ribu. Saya berharap banget harga minyak bisa segera turun," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)