JAKARTA - Bank Indonesia (BI), diprediksi akan mempertahankan kembali suku bunga acuannya di level 3,50%.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan kebijakan mempertahankan suku bunga dari BI didasarkan oleh pernyataan BI bahwa BI masih akan mempertahankan kebijakan akomodatif dalam jangka pendek pada RDG lalu.
"Di sisi lain, dari sisi inflasi, inflasi masih berada di bawah target BI, 2%-4%," kata Josua di Jakarta, Kamis (18/11/2021).
Baca Juga: Pengumuman! Bank Indonesia Buka Lowongan Kerja, Buruan Daftar Cuma Sampai 22 November
Dari sisi nilai tukar, Rupiah memang cenderung melemah dibandingkan saat RDG terakhir, namun tingkat depresiasinya masih dalam batas moderat. Dengan kondisi demikian, BI diperkirakan belum akan menaikan suku bunganya dalam waktu dekat.
"Dari persepektif kebijakan tapering, BI paling cepat mulai melakukan tapering pada pertengahan tahun depan sebagai respon antisipasi penguatan Dollar AS serta tingkat inflasi," katanya.
Dari sisi The Fed, meskipun tapering sudah dimulai, namun The Fed belum akan melakukan kenaikan suku bunga lebih cepat, sejalan dengan kondisi pasar tenaga kerja AS yang belum membaik secara konsisten. The Fed berulang kali menyatakan bahwa inflasi yang terjadi saat ini cenderung bersifat temporer.
Baca Juga: Ada AS dan China, Ini Daftar 5 Negara Pemberi Utang Terbesar untuk Indonesia
"Dari sinyal pernyataan The Fed tersebut, diperkirakan BI akan menunggu sinyal dari indikator perekonomian AS yang pulih untuk mengantisipasi pengetatan dari The Fed yang lebih cepat dari perkiraan," katanya.