JAKARTA - Pemerintah menargetkan produksi minyak satu juta barel oil per day (bopd) dan 12 ribu MMscfd gas pada 2030. Ada beberapa strategi yang disiapkan agar target tersebut tercapai.
Salah satunya aliansi strategis (strategic alliance) dinilai menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan target produksi minyak 1 juta barel. Selain harus mengedepankan kerja sama yang saling menguntungkan, aliansi tersebut butuh dukungan pemerintah.
Hal ini terungkap dalam diskusi panel bertajuk Strategic Alliance Acceleration in Natural Resources Utilization to Increase Production in order to Achieve Long Term Strategic Plan to 1 Million BOPD & 12 MMSCFD.
Direktur Pengembangan dan Produksi Subholding Upstream Pertamina/PT Pertamina Hulu Energi Taufik Aditiyawarman mengatakan, salah satu faktor kesuksesan strategic alliance itu adalah melepas ego. Aliansi ataupun kemitraan merupakan salah satu upaya untuk mendapat hasil yang lebih baik, lebih besar, dan lebih cepat.
“Dengan adanya krisis seperti saat ini seharusnya semua harus terbuka. Strategic alliance itu harus matching antara technology needs dan technology yang tersedia di pasar. Pemilik WK harus terbuka, penyedia teknologi juga ada timbal balik, harus ready,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (25/11/2021).
Baca Juga: RI Bentuk Tim Khusus demi Capai Target Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari
Taufik mengatakan sejak Pertamina membuka program strategic alliance, saat ini sudah ada 29 perusahaan dengan membawa 46 teknologi yang tengah dicoba link and match untuk 27 lapangan.
“Teknologi provider dan teknologi needs belum match. Di beberapa lapangan ada teknologi yang kita aplikasikan untuk program ini. Harapannya memang diskusi dalam no cure no pay adalah bagaimana mencari titik temu economic scale,” katanya.