Popularitas industri batu bara nasional diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan lonjakan harga batu bara, yang didorong oleh pemulihan ekonomi dunia termasuk China, India, Korea Selatan, serta Eropa yang mengarah pada peningkatan produksi industri sehingga meningkatkan permintaan energi.
“Ke depan, kalau cocok ya ada kemungkinan untuk akuisisi (perusahaan baru bara) lainnya tapi kami menegaskan sekarang konsentrasinya untuk meningkatkan produksi batu bara yang ada ini ada 9 perusahaan tapi baru dua yang produksi. Maka kami konsen di sini untuk ditingkatkan dan ada perubahan bisnis model terkait,” pungkasnya.
Sebagai catatan, Indonesia merupakan salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia. Pada saat yang sama, Indonesia merupakan negara berkembang yang masih membutuhkan energi murah untuk pembangunan dan konsumsi.
“Kami optimis, melalui kerjasama ini yang sekarang kita sudah produksi dan cadangannya besar punya upside tersendiri dan tentunya ke depan kesempatan yang lebih besar lagi,” pungkasnya.
(Feby Novalius)