Kedua, melakukan penyesuaian portofolio untuk memenuhi tujuan keuangan. Untuk mengatur portofolio agar sesuai dengan kebutuhan keuangan dan profil risiko masing-masing investor, bisa berdiskusi dengan penasihat keuangan yang ada di perusahaan sekuritas tempat investor membuka rekening, atau dibantu penasihat keuangan independen.
Seiring berjalannya waktu, perubahan dapat terjadi pada profil risiko, portofolio investasi, tujuan, dan jangka waktu investasi. Oleh karena itu perlu dilakukan rebalancing portofolio secara berkala untuk menjaga agar portofolio kita tidak menyimpang dari profil risiko, serta tujuan dan jangka waktu investasi.
Rebalancing portfolio bisa dilakukan dengan cara pemindahan (switching) antar kelas aset, ataupun penambahan dana baru secara berkala (dollar cost averaging). Dalam tahap ini, perlu menyesuaikan pilihan produk investasi dengan profil risiko masing-masing investor. Bagi investor dengan profil risiko moderat yang ingin mengejar ketertinggalan, bisa memasukkan sedikit porsi saham untuk menggenjot imbal hasil pada portofolio.
Sementara untuk investor yang konservatif, sebaiknya tidak memasukkan produk saham ke dalam portofolionya. Dan untuk investor tipe agresif, bisa mengisi semua portofolio dengan instrumen saham, atau mengalokasikan sedikit ke surat utang negara atau obligasi korporasi sebagai pengaman jika pasar saham sedang terguncang.
Ketiga, pemilihan produk investasi menjelang akhir tahun. Terdapat tiga katalis positif yang mendukung pasar saham. Pertama, fundamental kinerja saham emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang semakin baik, seiring pemulihan ekonomi setelah wabah Pandemi Covid-19.
Kedua, optimisme pemulihan aktivitas investor domestik yang ditunjukkan makin bertambahnya jumlah investor yang bertransaksi di BEI. Ketiga, prospek investasi di masa depan yang memberikan peluang di pasar saham untuk dimanfaatkan oleh para investor untuk mewujudkan tujuan keuangan jangka panjangnya. (TIM BEI)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)