Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Strategi Investasi Saham Akhir Tahun

Strategi Investasi Saham Akhir Tahun
Tips investasi saham (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA – Tidak lama lagi para investor di pasar modal Indonesia akan menutup tahun 2021 dan menggantikannya dengan tahun Macan Air 2022. Secara umum, hingga pertengahan Desember 2021 pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari level 5.979,07 pada 30 Desember 2020 menjadi ke level 6.662,87 atau menguat 11,44% (YTD) per 13 Desember 2021.

Fluktuasi terjadi sepanjang tahun sebagaimana karakter dari perdagangan saham. Sempat menyentuh titik terendah di level 5.760,58 pada 19 Mei 2021, untuk kemudian bergerak naik kembali dengan riak-riak kecil sampai sedang.

Baca Juga: OJK: Sistem E-IPO Lindungi Investor dari Harga yang Tidak Wajar

Tentu saja fluktuasi IHSG yang mencerminkan pergerakan harga saham ada yang mendatangkan capital gain kepada para investor saham, namun pasti ada saja yang mengalami kebakaran, alias portofolionya berwarna merah. Portofolio adalah saham-saham yang dimiliki seorang investor. Warna merah menggambarkan kerugian dalam bentuk potential loss, sedangkan warna hijau menunjukkan keuntungan atau potential gain.

Keduanya masih berupa potensi yang belum terealisasi sampai investor benar-benar melakukan aksi jual untuk mendapatkan capital gain atau cut loss jika melakukan penjualan saat mengalami potential loss.

Apa yang perlu dilakukan menjelang akhir tahun? Ada tiga langkah yang perlu dilakukan para investor. Pertama, melakukan evaluasi. Kuartal terakhir setiap tahun merupakan waktu bagi para investor untuk kembali melakukan evaluasi atas portofolio investasi. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Lo Kheng Hong, Pernah Boncos Kini Jadi Investor Saham Legendaris

Pertama, mengevaluasi perkembangan hasil investasi. Langkah berikutnya adalah mencari informasi mengenai outlook pasar finansial, sehingga bisa melakukan penyesuaian komposisi portofolio. Selanjutnya, mengevaluasi apakah komposisi portofolio saat ini masih sesuai dengan jangka waktu dan tujuan investasi yang ingin dicapai.

Setelah evaluasi dilakukan, maka hasilnya akan menjadi dasar untuk melakukan rebalancing. Contoh, di awal tahun komposisi portofolio Anda sebanyak 70% saham dan 30% obligasi. Pada kuartal ketiga menjelang akhir tahun ternyata potential gain saham melebihi keuntungan dari investasi di obligasi, sehingga dari total dana investasi ditambah potential gain berubah menjadi 90% dana dalam bentuk saham, dan 10% dana obligasi.

Pada proses evaluasi ini, investor harus memperhatikan apakah dana investasinya telah berkembang sesuai dengan harapan dan tujuan keuangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika posisi portofolio sudah berubah, maka harus disesuaikan kembali pada awal tahun.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement