JAKARTA - Biaya proyek Light Rail Transit (LRT) meningkat Rp2,6 triliun yang disebabkan oleh keterlambatan Comercial Operation Date (COD) Jabodebek.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menyebut COD ditargetkan pada bulan Juli 2019 menjadi Agustus 2022 itu juga berdampak pada kenaikan tarif dasar.
Baca Juga:Â Proyek LRT Jabodebek Dikebut Usai KAI Dapat PMN Rp6,9 Triliun
Tarif dasar jika pada tahun 2019 Rp12.000 sedangkan untuk beroperasi bulan agustus mendatang tarifnya naik Rp3 ribu, atau menjadi Rp15 ribu. Menurutnya keterlambatan ini salah satunya disebabkan oleh permasalahan lahan di Depo Bekasi Timur, selain itu masalah pandemi covid 19.
"Sehingga yang rencananya COD beroprasi pada bulan Juli 2019 menjadi Agustus 2022 dan total investasi menjadi Rp32,5 triliun, sementara tarif juga naik," ujar Didide dalam diskusi publik Persiapan Operasional LRT Jabodebek secara virtual, Rabu (19/1/2022).
Baca Juga:Â LRT Jabodebek Beroperasi Tanpa Masinis, KAI Siapkan 'Pasukan Khusus' Cegah Tabrakan
Didiek menambahkan peningkatan biaya tersebut juga tidak dapat di cover oleh pinjaman sindikasi. Hal ini menjadi tanggungan PT KAI Indonesia.