BEI Gembok Saham PANI dan FORU
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sejumlah perdagangan saham karena mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi. Saham yang dihentikan sementara PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) dan PT Fortune Indonesia Tbk (FORU).
Penghentian ini merupakan cooling down bagi PANI yang mulai berlaku pada perdagangan sesi pertama, Selasa, 1 Maret 2022 di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
"Dalam rangka cooling down, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI), pada perdagangan tanggal 1 Maret 2022," tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy, Jumat (25/2/2022).
Baca Juga: Saham Solusi Tunas Pratama Disuspensi Usai Meroket 208%
Sejak 16 Februari 2022 hingga penutupan perdagangan Jumat (25/2) di harga Rp5.625, saham produsen wadah atau kemasan ini diketahui telah melonjak 212,5%..
Adapun delapan hari terakhir, PANI selalu berada di zona hijau berturut-turut. Performa tersebut membawa PANI melejit 232,84% dalam sebulan.
Melalui keterbukaan informasi, PANI merespons aktivitas di luar kebiasaan / unusual market activity (UMA) dengan menyebut bahwa kenaikan harga yang cukup signifikan terjadi sehubungan dengan rencana penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan transaksi afiliasi perseroan yang disampaikan pada tanggal 17 Februari 2022.
Baca Juga: 2 Tahun Disuspensi, Saham Siwani Makmur (SIMA) Bakal 'Ditendang' dari Bursa
Perseroan memastikan telah menyampaikan seluruh informasi material kepada publik.
"Tidak terdapat informasi matefial lainnya yang belum disampaikan ke publik," kata Direktur Utama PANI, Prilli Budi Pasravita Soetantvo, (25/2).
Dengan gembok sementara terhadap PANI, BEI meminta investor untuk terus mencermati kinerja perusahaan yang bersangkutan dalam keterbukaan informasi.
BEI juga menekankan bahwa suspensi ini bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya.
