Dari sisi domestik, pelaku pasar terus memantau perkembangan data ekonomi yang akan dirilis dalam minggu ini, terutama Neraca Perdagangan, termasuk nilai Ekspor dan Impor pada bulan Februari 2022 yang akan dirilis pada hari selasa diperkirakan kembali surplus sebesar USD1,80 miliar, Ekspor 37,1 persen (YoY), Impor 44,9 persen (YoY).
Bank Indonesia yang akan mengumumkan suku bunga acuannya yang diprediksi akan tetap berada pada 3,5% seperti pada bulan Februari lalu.
BACA JUGA:Rupiah Hari Ini Menguat Tipis ke Rp14.367/USD
Pertumbuhan impor yang tetap tinggi didorong aktivitas masyarakat yang tidak banyak terdampak oleh meningkatnya penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Kondisi ini pun sejalan dengan PMI manufaktur tetap berada di wilayah ekspansi, serta harga minyak yang dilaporkan melonjak pada Februari 2022.
Harga komoditas masih menjadi faktor utama penggerak neraca perdagangan Februari 2022.
Kenaikan harga komoditas terus berlanjut sejak akhir tahun lalu seiring dinamika global yang terjadi yaitu Konflik Rusia dan Ukraina yang terjadi pada akhir bulan lalu akan turut mempengaruhi catatan Neraca Perdagangan
Selain itu, pengumuman ketentuan pemenuhan kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) mengerek harga crude palm oil (CPO), sehingga terdapat potensi keuntungan bagi Indonesia. Kondisi serupa terjadi di komoditas lainnya yang juga mengalami kenaikan harga.
(Zuhirna Wulan Dilla)