JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan adanya disparitas harga yang jauh antara solar subsidi dan nonsubsidi.
Sehingga, menjadi pemicu kelangkaan solar subsidi belakangan ini.
"Bandingkan saja Pertamina Dex (nonsubsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp8.000 per liter, cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat (8/4/2022).
Diketahui, harga bahan bakar minyak di Indonesia merupakan salah satu yang termurah dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang telah naik dua sampai tiga kali lipat belakangan ini.
BACA JUGA:Permintaan Solar Diproyeksi Naik 30% Selama Ramadan
Dia menjelaskan bahwa salah satu faktor yang membentuk disparitas harga adalah gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina, sehingga harga minyak dunia melambung tinggi.
"Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar, akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai, sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat," katanya.