JAKARTA - Sinyal kenaikan harga akan terjadi pada BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar. Bahkan beredar kabar usulan kenaikan Pertalite Rp2.000-Rp3.000.
Meski Pertamina membantah usulan besaran kenaikan tersebut. Menteri ESDM Arifin Tasrif menilai kenaikan harga Pertalite dan Solar merupakan langkah strategis pemerintah dalam menghadapi dampak kenaikan harga minyak mentah dunia.
Okezone pun merangkum fakta-fakta menarik terkait harga Pertalite, Jumat (15/4/2022):
1. Sinyal Kenaikan Pertalite
Menteri ESDM menjelaskan ketegangan geopolitik global yang terbaik saat ini telah menyebabkan harga minyak mentah dunia melambung tinggi yang menyebabkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) Maret 2022 mencapai USD98,4 per barel.
Baca Juga:Â Harga Pertalite Dikabarkan Naik Rp3.000, Ini Kata Pertamina
Menurut dia, angka ICP ini jauh di atas asumsi APBN yang hanya mengasumsikan sebesar USD63 per barel.
"Adapun rata-rata crude price Aramco untuk elpiji telah mencapai USD839,6 per metrik ton di mana asumsi awal kami di tahun 2022 hanya sebesar USD569 per metrik ton," jelas Arifin.
Selain menyesuaikan harga Pertalite dan Solar, pemerintah telah menyiapkan strategi jangka pendek untuk menambah kuota dua jenis BBM bersubsidi tersebut agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Usulan Kenaikan Pertalite Rp2.000-Rp3.000
Sinyal kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar kembali mencuat. Dikabarkan BBM RON 90 akan naik Rp2.000 hingga Rp3.000 per liter.
3. Komentar Pertamina
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting mengatakan, perseroan belum mengetahui soal usulan besaran kenaikan harga BBM dari siapapun.
Baca Juga:Â YLKI Ungkap Dampak Mengerikan jika Tarif Listrik, Harga Pertalite dan LPG 3 Kg Naik
"Usulan dari siapa? belum ada info (besaran kenaikan),"tanya Irto saat dihubungi Okezone.
Dia menegaskan, penyesuaian harga BBM menjadi kewenangan pemerintah. Oleh karena itu, Pertamina hanya menerima instruksi dari pemerintah dalam hal penyesuaian harga bahan bakar.