Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Minyak Dunia Lesu Terancam Kebijakan Lockdown China

Dinar Fitra Maghiszha , Jurnalis-Selasa, 10 Mei 2022 |11:06 WIB
Harga Minyak Dunia Lesu Terancam Kebijakan <i>Lockdown</i> China
Ilustrasi minyak dunia. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia mengalami tekanan pada perdagangan siang ini, setelah sempat tergelincir di sesi pagi waktu Asia.

Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) Selasa (10/5/2022) hingga pukul 10.06 WIB menunjukkan, harga minyak Brent Juli 2022 koreksi -1,75% di USD104,09 per barel. Sedangkan Brent Agustus 2022 melemah -1,74% di USD102,78 per barel.

 BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Turun 6% Imbas Lockdown di China

West Texas Intermediate (WTI) Juni 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) tertekan -1,64% di USD101,40 per barel, sementara WTI Juli 2022 jatuh -1,66% di USD100,08 per barel.

Kekhawatiran pasar terhadap kebijakan lockdown di China masih menjadi sentimen yang mengancam permintaan sekaligus membebani harganya di tingkat global, mengingat Beijing adalah salah satu konsumen terbesar minyak bumi.

China melaporkan angka impornya dalam empat bulan pertama 2022 turun 4,8% dari tahun lalu, meskipun impor bulanan April naik hampir 7%.

Rencana pembatasan impor minyak Rusia yang dilakukan Uni Eropa juga dinilai dapat mendorong negara-negaranya ke dalam masalah ekonomi. Kabar tersebut sempat menaikkan harga Brent dan WTI menuju level tertinggi dua pekan berturut-turut beberapa waktu lalu.

Proposal UE masih membutuhkan suara bulat oleh anggota mereka yang dijadwalkan akan disahkan pada pekan ini, dikutip dari Reuters.

Terbaru, Jerman tengah mempersiapkan kebijakan darurat untuk mengantisipasi dampak dari embargo minyak, sementara Hungaria dikabarkan menolak rencana tersebut, sampai ada kejelasan ihwal pengganti pasokan minyak mereka.

Bloomberg mengabarkan, Uni Eropa berencana meringankan kebijakan mereka setelah ada keberatan dari beberapa negara, seperti Yunani, Slovakia, Siprus, Malta, hingga Republik Ceko.

 BACA JUGA:Harga Minyak Naik hingga 5% pada Minggu Ini

Sebagian besar alasan penolakan embargo adalah karena dapat mengancam perekonomian mereka.

Di sisi lain, gonjang-ganjing pasar minyak juga masih mengkhawatirkan persoalan kenaikan suku bunga dan kemungkinan terjadinya resesi yang mengancam permintaan.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement