Dilanjut dengan Uni Eropa ini diumumkan setelah akhir bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara manapun yang mencoba mengintervensi perang di Ukraina akan menghadapi balasan secepat kilat.
"Kami memiliki semua peralatan yang tidak dibanggakan oleh siapapun. Kami akan menggunakannya jika diperlukan," ungkap Putin.
Ditambah pemimpin Rusia itu menambahkan semua keputusan terkait balasan seperti apa yang akan mereka lakukan, sudah dibuat. Tapi, dia tidak memberikan rinciannya.
Untuk ancaman Putin muncul setelah para sekutu Ukraina meningkatkan pasokan bantuan senjata, bahkan AS berjanji untuk memastikan Ukraina akan mengalahkan Rusia.
Sementara langkah Uni Eropa yang diumumkan juga termasuk sanksi baru terhadap pejabat militer Rusia yang terlibat dalam dugaan kejahatan perang di Bucha dan Mariupol.
"Langkah ini merupakan pesan penting ke semua pelaku dalam perang Kremlin. Kami tahu, siapa Anda, dan Anda harus bertanggung jawab," kata von der Leyen.
Sebagai informasi, Uni Eropa selama beberapa minggu terakhir membicarakan bagaimana melepaskan diri dari ketergantungan dari minyak dan gas Rusia. Uni Eropa sebelumnya menyatakan akan mengurangi impor gas sebanyak sepertiga pada akhir 2022 dan kini merencanakan akan mengakhiri impor minyak mentah dalam enam bulan serta produk-produk turunan pada akhir 2022.
"Kami akan memastikan menghapus impor minyak Rusia secara bertahap," tambahnya.
Serta Slovakia dan Hungaria yang saat ini tergantung pada minyak Rusia akan diberikan waktu tambahan satu tahun untuk mencari pasokan alternatif.
BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Naik Usai Uni Eropa Embargo Rusia
Juru bicara pemerintah Hungaria mengatakan mereka belum membicarakan rencana transisi itu.
Larangan impor itu perlu disepakati terlebih dahulu oleh duta besar Uni Eropa dan akan ditandatangani dalam beberapa hari mendatang.
Menanggapi rencana larangan impor minyak Rusia itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan Moskow mempertimbangkan segala opsi, tapi yang jelas sanksi-sanksi yang diberlakukan juga merugikan negara masing-masing.
"Secara umum, jika kita bicara sanksi, aspirasi sanksi Amerika, Eropa dan negara-negara lain bak pedang bermata dua. Dalam upaya mengganggu kami, mereka juga menanggung akibatnya," tutup Peskov.
(Zuhirna Wulan Dilla)