Di tengah keraguan analis, produksi minyak dan gas AS justru dilaporkan meningkat.
Data perusahaan jasa energi Baker Hughes Co melaporkan jumlah rig minyak dan gas, sebuah indikator awal untul melihat produksi di masa depan, naik sebanyak tujuh unit menjadi 740 per 17 Juni, tertinggi sejak Maret 2020.
Di Libya, produksi minyak tetap masih bergejolak menyusul krisis politik domestik.
Menteri perminyakan Libya Mohamed Oun mengatakan bahwa total produksi negara itu sekitar 700.000 barel per hari (bph). Pekan lalu, produksi minyak Libya berada pada 100.000-150.000 barel per hari,
Dari daratan Asia, nilai ekspor produk minyak dari China, dilaporkan terus menurun, mengingat kebijakan pembatasan baru akibat Covid-19 dikhawatirkan mengganggu konsumsi minyak.
Ekspor bensin di negara itu pada Mei 2022 turun 45,5% dan ekspor solar anjlok 92,7%.
Data bea cukai China menunjukkan berkurangnya permintaan domestik juga sejalan dengan pengurangan kuota ekspor perusahaan.
(Zuhirna Wulan Dilla)