Perseroan saat ini mengembangkan tambang perak dan emas. Kedepan, perseroan menargetkan pengembangan proyek tambang ini dapat selesai pada kuartal terakhir 2023 dan bisa mulai berproduksi pada kuartal I/2024. Hingga saat ini, Vishnu menuturkan progres pengembangan tambang emas ini masih berada dalam tahap konstruksi.
Setelahnya, perseroan juga akan membangun pabrik refining dalam tambang ini. "Progresnya masih konstruksi, masih drilling, dan buat terowongan. Nanti ada pabrik juga buat pemurnian, jadi kami ekspektasi semua selesai pada kuartal terakhir 2023 dan bisa di commissioning di kuartal I/2024," katanya.
Sebelumnya, INDR tercatat merogoh kocek hingga Rp300 miliar untuk masuk ke dalam bisnis pertambangan. Jumlah tersebut termasuk Rp50 miliar yang diberikan sebagai pinjaman berbunga kepada afiliasi dari pemegang saham yang menjual. Sebagai informasi, CKP memiliki izin usaha pertambangan untuk menambang dan mengolah emas dan mineral lainnya di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia.
Di samping itu, perseroan juga menegaskan belum memiliki rencana untuk menambah jumlah pemilik saham publiknya. Pasalnya, hingga saat ini pihaknya belum memiliki rencana untuk melakukan stock split atau memecah harga saham Indorama sambil melihat perkembangan kondisi pasar. Saat ini, saham INDR tercatat dimiliki dan dikendalikan oleh Indorama Holdings B.V dengan kepemilikan 67,49% dan PT Irama Investama dengan kepemilikan 25%. Sementara itu, kepemilikan di masyarakat hanya 7,51% atau 49 juta saham INDR.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)