JAKARTA - PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) mengantongi laba sebesar Rp65 miliar pada semester I 2022. Laba IPCM naik 7% dari Rp60 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama IPCM, Amri Yusuf menyatakan, di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih dipengaruhi oleh pandemi, mulai meningkatnya inflasi di seluruh dunia, perang di Eropa, yang turut mempengaruhi harga bahan bakar, IPCM tetap mampu menjaga kinerja dan membukukan peningkatan laba.
Selain itu pada bulan Juli ini, Perseroan akan membagikan dividen final tahun buku 2021 sebesar 80%. Hal ini menunjukkan apresiasi serta komitmen Perseroan kepada pemegang saham dan investor yang selalu memberikan dukungan kepada IPCM.
“Kami mensyukuri IPCM masih berkomitmen kepada pemegang saham selain juga konsisten menjaga pertumbuhan Perseroan. Hal ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya,” ujar Amri Yusuf dalam keterangan resminya, Selasa (26/7/2022).
IPCM mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada semester pertama 2022 menjadi sebesar Rp428 miliar. Kontribusi terbesar diperoleh dari jasa penundaan kapal sebesar Rp355 miliar atau 83% dari total pendapatan, sedangkan kontribusi jasa pengelolaan kapal sebesar 6% atau Rp27 miliar, jasa pengangkutan dan lainnya sebesar 6% atau Rp25 miliar, dan jasa pemanduan sebesar 5% senilai Rp21 miliar.
Pendapatan dari jasa penundaan kapal terdiri dari pelabuhan umum sebesar Rp221 miliar, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) senilai Rp79 miliar dan Terminal Khusus (Tersus) senilai Rp55 miliar.
TUKS memberikan peningkatan tertinggi yaitu 15% dibanding semester pertama tahun lalu. Meski terjadi kenaikan pada beban pokok pendapatan yang terutama disebabkan karena peningkatan di beban bahan bakar, Perseroan masih berhasil mencatat kenaikan total laba komprehensif sebesar 7% menjadi Rp65 miliar.
Neraca keuangan menunjukkan kondisi yang sehat dengan peningkatan aset sekitar 7% dari posisi akhir tahun 2021 menjadi Rp1,5 triliun pada semester pertama 2022 terutama karena kenaikan aset lancar perusahaan sejalan dengan pertumbuhan pendapatan.
Total liabilitas meningkat 47% dari Rp271 miliar menjadi Rp398 miliar antara lain karena pengakuan atas progres fisik satu unit kapal tunda dan tiga unit kapal pandu.
Kemudian pada 26 Juli 2022, IPCM dan PT Jawa Satu Power melakukan penandatanganan perjanjian tambahan II (Addendum II) sewa kapal tunda untuk wilayah operasional Jawa Satu Power.
Dengan sejarah panjang kedua pihak tersebut, Perseroan bangga bisa terus berpartner dengan PT Jawa Satu Power dalam mengembangkan proyek ini dan diharapkan kedepannya bisa terus bekerja sama mengembangkan dan menjaga Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Satu Power dalam bentuk pelayanan profesional yang berkesinambungan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)