JAKARTA - Utang Indonesia naik Rp121 triliun menjadi Rp7.123,62 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang tersebut dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal.
Mengutip data dari laporan APBN KITA Edisi Juli, Selasa (2/8/2022), utang pemerintah didominasi instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dengan porsi sebesar 88,46%.
Baca Juga:Â Utang Pemerintah Meningkat Jadi Rp7.123 Triliun, Kemenkeu: Aman dan Wajar
Hingga akhir Juni 2022, penerbitan SBN yang tercatat sebesar Rp6.301,88 triliun. Penerbitan ini juga terbagi menjadi SBN domestik dan SBN valuta asing (valas).
SBN Domestik tercatat sebanyak Rp4.992,52 triliun yang terbagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp4.092,03 triliun serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp900,48 triliun.
Sementara itu, SBN Valas yang tercatat adalah sebesar Rp1.309,36 triliun dengan rincian SUN sebesar Rp981,95 triliun dan SBSN senilai Rp327,40 triliun.
Baca Juga:Â Utang Indonesia Capai Rp7.123 Triliun, Naik Rp121 Triliun
Kementerian Keuangan menyebut utang pemerintah memiliki kontribusi 11,54% dari utang pinjaman pemerintah hingga akhir Juni 2022 yang sebesar Rp821,74 triliun. Pinjaman ini dirincikan dalam dua kategori yakni pinjaman dalam negeri sebanyak Rp14,74 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp806,31 triliun.