JAKARTA - Menteri Invetasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa kondisi harga minyak dunia yang tengah melonjak bakal membuat APBN semakin besar untuk mensubsidi.
Bahlil menjelaskan harga minyak di APBN berada di angka USD63 - USD73 perbarel, sedangkan harga minyak sejak Januari hingga Juli sudah berada di angka USD105 perbarel.
Sehingga, kalau pemerintah terus melakukan subsidi dengan selisih harga APBN, otomatis belanja negara untuk kebutuhan BBM dalam negeri bakal melonjak.
BACA JUGA:BKPM Cabut 1.118 Izin Usaha Pertambangan, Bahlil: Kami Tak Pandang Bulu!
"Kalau harga minyak diatas USD100 perbarel, kemudian dengan asumsi rupiah kita Rp14.500 per dolar, kuota kiya dari 23 juta kilo liter menjadi 29 juta, maka akan terjadi penambahan subsidi, hitungan kami bisa sampai Rp600 tirliun," ujar Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (12/8/2022).
Dia menyebut belanja negara untuk BBM naik hingga Rp600 triliun maka hampir 25% dari pendataan negara hanya untuk membeli bensin.