Dia mengungkapkan, green ammonia yang diproduksi saat ini volumenya sekitar 21 juta ton di seluruh dunia. Tapi nanti sekitar tahun 2030, amonia hanya akan menjadi media transporter untuk mengangkut hydrogen. Achmad menjelaskan, hydrogen adalah komponen yang tidak megandung senyawa karbon.
"Dekarbonisasi ini adalah bagaimana kita mengalihkan energi yang tidak mengandung karbon," kata dia.
Di sisi lain, Pupuk Indonesia sebagai pemain utama dalam produsen green dan blue ammonia, sedang melakukan berbagai macam kerja sama. Untuk melakukan itu, tentunya dibutuhkan peta jalan yang akan dilakukan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
Achmad mengaskan, yang bisa dilakukan Pupuk Indonesia dalam rencana jangka pendek untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yaitu dengan menggunakan energi hijaun. Untuk menyediakan energi hijau, Pupuk Indonesia menggandeng atau melakukan kerja sama dengan PLN.
Kata dia, Pupuk Indonesia meminta PLN memasok listrik pabrik-pabrik di bawah naungan Pupuk Indonesia untuk menggunakan energi hijau atau hydro power.
"Tapi di tahun 2025 ini kita coba mulai menghilangkan CO2 dengan mengonversikan ke dalam bentuk lain. Misalnya soda es. Soda es itu adalah bahan bakunya karbon CO2. Ini bisa kita konvensikan ke soda es untuk mengurangi CO2," tegasnya.
(Feby Novalius)