JAKARTA - Emiten teknologi, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Emiten milik crazy rich Toto Sugiri ini mengantongi laba Rp143 miliar atau naik 29,27% dari Rp110,62 miliar.
Pendapatan perseroan juga naik 22,10% menjadi Rp458,16 miliar dari Rp375,23 miliar. Adapun, kenaikan pendapatan merupakan hasil dari optimalisasi berbagai strategi dan inovasi yang menjadi kunci sukses perseroan dalam mempertahankan pertumbuhan bisnis yang baik.
BACA JUGA:Akhirnya! BEI Buka Gembok Saham DCII, Disuspensi sejak 17 Juni
Hal tersebut mencakup fokus perseroan pada tiga tantangan utama pada industri pusat data tahun ini yang semakin kompetitif akibat akselerasi digital yang meliputi pemenuhan permintaan pasar, kompetisi di tengah kemunculan pemain baru di industri, dan memastikan terpenuhinya kepatuhan terhadap aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola atau ESG.
Presiden Direktur DCII Toto Sugiri mengatakan, perseroan akan secara konsisten memenuhi kebutuhan data center colocation dengan kualitas layanan terbaik. Ia menyebut, DCII mampu membukukan kinerja positif di tengah tingginya kompetisi di industri pusat data Indonesia.
“Kinerja ini merupakan hasil dari implementasi inisiatif strategis dan efisiensi operasional yang telah dijalankan,” kata Toto dalam keterangan resminya, Rabu (31/8/2022).
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyedia pusat data colocation melalui DCI Platform, perseroan telah mengoperasikan lima gedung pusat data dengan total kapasitas 52 megawatt (MW).
Saat ini, DCI Platform tengah melanjutkan ekspansi melalui pembangunan gedung pusat data di beberapa lokasi dengan standar operasional global di antaranya, DCI Hyperscale 1 di Cibitung dengan power capacity lebih dari 300 MW yang menggunakan gas power plant sebagai sumber energi.
Kemudian, DCI Hyperscale 2 di Karawang dengan power capacity lebih dari 600 MW dan untuk kedepannya akan mampu menghasilkan renewable energy lebih dari 30 MW, serta DCI Hyperscale 3 di Bintan dengan power capacity lebih dari 1.000 MW yang saat ini sedang dalam proses perencanaan.
“Site Bintan ini sendiri akan menjadi salah satu green data center, yang akan menggunakan renewable energy sebagai sumber power utama,” ungkap Toto.
Di samping itu, perseroan terus memperhatikan aspek keberlanjutan dalam pembangunan pusat data. Ia menyebut, pelaku bisnis pusat data memiliki peranan penting dalam upaya mengurangi emisi karbon di Indonesia.
Terkait hal ini, dalam menjalankan operasional pusat data DCII mengimplementasikan teknologi artificial intelligence (AI) dan menerapkan hyperscale design yang efisien.
Toto optimistis berbagai inisiatif pembangunan berkelanjutan yang dilakukan oleh perseroan dapat menginspirasi para pelaku usaha lain untuk bersama-sama mengurangi emisi karbon.
Dalam memperkuat komitmen tersebut, perseroan menunjuk ECOVADIS sebagai pihak independen yang berwenang untuk melakukan asesmen terhadap penerapan lingkungan keberlanjutan.
(Zuhirna Wulan Dilla)