“Tidak hanya untuk alasan terkait kebijakan risiko iklim namun juga untuk reputasi dan kepemimpinan mereka (investor) dalam mendorong agenda keberlanjutan ke depan,” tuturnya.
Adapun Bank Indonesia telah memiliki tiga strategi untuk meningkatkan instrumen keuangan berkelanjutan. Pertama, mengembangkan instrumen keuangan hijau dan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif sebagai sumber pertumbuhan baru sekaligus memperluas tenaga kerja dan mendukung Paris Agreement.
“Kedua, pentingnya mengembangkan ekosistem instrumen keuangan berkelanjutan. Hal ini dapat diwujudkan dengan dukungan semua pihak terkait, melalui kebijakan insentif, dan disinsentif, sekaligus membangun infrastruktur ketahanan,” sebut dia.
Semua elemen penting seperti taksonomi hijau, layanan verifikasi, sertifikasi hijau, lembaga sertifikasi hijau dan juga lembaga pemeringkat hijau, turut menjadi bagian dari ekosistem instrumen keuangan berkelanjutan.
Kemudian strategi ketiga adalah program peningkatan kapasitas dan bantuan teknis yang berkelanjutan penting untuk meningkatkan pemahaman dan keahlian semua pihak. Dari perspektif makroprudensial, Bank Indonesia mendukung transformasi hijau, melalui uang muka (down payment) yang lebih rendah untuk kendaraan listrik dan pinjaman khusus untuk nilai atau properti hijau.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)