"Jadi saat musim panen yang antre kapal itu bisa sampai 3 Minggu hingga satu bulan, jadi bisa dibayangkan, kapal sudah datang di pelabuhan, mereka 3 Minggu lagi baru bisa dimuat barangnya, karena ngantri, itu kan ongkos jalan terus," sambungnya.
Sehingga terjadi suatu kondisi yang cukup merugikan untuk para petani. Disatu sisi proses yang lama membuat kualitas menurun, sehingga harga jual juga berpengaruh, di sisi lain proses menunggu yang lama itu juga menggunakan ongkos tambahan.
"Otomatisasi harga ongkos transportasi menjadi mahal, belum lagi setelah sampai di gudang pabrik pakan ternyata beberapa ditolak karena kualitasnya menurun," kata Chandra.
"Ini suatu ekosistem yang harus sama-sama kita perbaiki terutama keterlibatan dari pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)