MEDAN – Bank Indonesia mencatta 77 bank di Indonesia telah menggunakan layanan pengiriman uang melalui kanal BI-Fast. Jumlah itu mencapai 85% dari total perbankan nasional.
Demikian dikatakan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Doni Primanto Joewono saat sosialisasi BI-Fast bertajuk 'Akselerasi Ekosistem Ekonomi Keuangan Indonesia Melalui BI-FAST' yang digelar di JW Marriott Medan, Jumat (23/9/2022).
Doni mengatakan, BI-FAST adalah infrastruktur Sistem Pembayaran ritel nasional yang dapat memfasilitasi pembayaran secara real-time, aman, efisien, dan tersedia setiap saat. Mereka menargetkan seluruh bank sudah menerapkan penggunaan BI-FAST di tahun 2023 mendatang.
“Bank Indonesia mengembangkan BI-FAST terutama untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan transfer dana yang lebih efisien, cepat (real-time), dan tersedia setiap saat," kata Doni.
Saat ini, jelas Doni, ketersediaan layanan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat. Utamanya karena dibatasi oleh waktu layanan (sesuai window time) dan dana efektif yang belum real-time serta keterbatasan kanal pembayaran yang pada akhirnya mengurangi kenyamanan masyarakat dalam bertransaksi secara non tunai.
"Di samping itu, BI-FAST diharapkan dapat memperkuat ketahanan Sistem Pembayaran Ritel nasional dengan menyediakan alternatif terhadap infrastruktur Sistem Pembayaran nasional eksisting," jelasnya.
Menurutnya, tujuan BI-FAST dibangun adalah dalam rangka mendukung konsolidasi industri Sistem Pembayaran nasional dan integrasi Ekonomi Keuangan Digital secara end-to-end. Kebijakan BI-FAST merupakan national driven yang sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Sistem Pembayaran (SP), PBI Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran (PIP) dan PBI Penyedia Jasa Pembayaran (PJP)serta prinsip SP yang CEMUMUAH (cepat, murah, mudah, aman, dan andal).
"Pengembangan BI-FAST selaras dengan arah kebijakan Bank Indonesia ke depan, baik moneter, Stabilitas Sistem Keuangan, dan Sistem Pembayaran untuk mendukung terciptanya ekosistem yang integrated, interoperable, dan interconnected," tukasnya.