Share

Harga Minyak Dunia Naik 3% Dipicu Rencana OPEC+ Pangkas Produksi

Dinar Fitra Maghiszha, Jurnalis · Senin 03 Oktober 2022 10:26 WIB
https: img.okezone.com content 2022 10 03 320 2679439 harga-minyak-dunia-naik-3-dipicu-rencana-opec-pangkas-produksi-0Zjbz3btxy.jpg Harga Minyak Dunia (Foto: Reuters)

JAKARTA - Harga minyak mentah melonjak lebih dari 3% pada awal perdagangan, Senin (3/10/2022) dipicu rencana organisasi negara pengekspor minyak bumi dan sekutu (OPEC+) yang akan memangkas produksi lebih dari 1 juta barel per hari (bph) demi menjaga stabilitas harga di pasaran.

Data perdagangan hingga pukul 09:44 WIB menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Desember tumbuh 3,11% menjadi USD87,79 per barel, setelah turun 0,6% pada hari Jumat.

Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Desember melesat 3,07% sebesar USD81,14 per barel, usai tertekan 2,1% di sesi sebelumnya.

Rencana OPEC+ untuk memangkas produksi minyak mengemuka ke publik menjelang pertemuan mereka pada Rabu depan. Jika disetujui, ini akan menjadi pemotongan bulanan kedua berturut-turut setelah mengurangi produksi sebesar 100.000 bph bulan lalu.

Sebelumnya OPEC+ meleset dari target produksinya hampir 3 juta barel per hari pada periode Juli. Ini terjadi akibat sanksi terhadap beberapa anggota mereka, sekaligus masalah nilai investasi yang rendah sehingga menghalangi kemampuannya untuk meningkatkan produksi.

"Meski kurang dari 500.000 barel per hari, (kekurangan) itu akan diabaikan oleh pasar. Oleh karena itu, kami melihat peluang signifikan untuk pemotongan sebesar 1 juta barel per hari," kata analis ANZ dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (3/10/2022).

Follow Berita Okezone di Google News

Di tengah pembalikkan arah harga minyak dinilai analis lainnya akan dibatasi oleh kekhawatiran pasar atas terjadinya resesi. Namun, tenaga optimisme pasar juga masih positif mengingat China baru saja mengeluarkan kuota ekspor produk serta menambah kuota impornya.

Hal itu dipandang dapat mengisi kekosongan pasokan global untuk menggantikan ekspor Rusia yang diembargo Uni Eropa. Analis mengatakan beberapa ekspor China kemungkinan akan merata hingga awal 2023 karena perusahaan penyulingan akan membutuhkan waktu untuk memproduksi.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini