Serta di sisi lain, kenaikan harga minyak dunia juga cukup membebani Indonesia lantaran Indonesia masih sangat bergantung pada impor minyak. Produksi minyak Indonesia hanya sebesar 700.000 barel per hari, sedangkan konsumsi minyak 1.500.000 barel per hari.
Akibatnya, kenaikan harga minyak dunia itu membuat subsidi BBM di dalam APBN membengkak hingga Rp635 triliun.
Lalu, Bahlil juga memaparkan perjuangan Indonesia dalam mendorong hilirisasi di pentas dunia, termasuk G20. Dia mengatakan, tidak semua negara G20 senang dengan program hilirisasi yang tengah digencarkan oleh pemerintah. Namun, Bahlil mengatakan, pihaknya berhasil menjadikan hilirisasi sebagai bagian dari agenda dunia di G20.
Hilirisasi, menurut Bahlil, akan mampu mengeluarkan Indonesia dari ancaman jebakan pendapatan menengah atau middle income trap untuk menuju negara maju.
Sebab itu, dalam mendorong realisasi investasi, pentingnya pemerataan ekonomi di seluruh daerah sebagai salah satu faktor untuk mendukung Indonesia Emas pada tahun 2045.
Dia pun menekankan pentingnya peran generasi muda khususnya mahasiswa untuk turut serta menggerakkan perekonomian daerah salah satunya melalui hilirisasi industri.
Hal ini bertujuan agar pengusaha daerah mendapatkan manfaat secara maksimal dari sumber daya alamnya dan dapat menjadi tuan di daerah sendiri.
Bahlil memaparkan bahwa hilirisasi dalam akselerasi industri menjadi suatu strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lokal dan membentuk pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah.
(Zuhirna Wulan Dilla)