NEW YORK - Harga minyak melesat hampir 3% pada akhir perdagangan Rabu. Kenaikan harga minyak didorong melemahnya dolar AS, rekor ekspor minyak mentah AS dan penyulingan negara itu beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi dari biasanya.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember terangkat USD2,59 atau 3,0% menjadi USD87,91 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah USD2,17 atau 2,3% menjadi USD95,69 per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga:Â Harga Minyak Naik Usai Menteri Energi Arab Saudi Beri Peringatan Soal Stok
Melemahnya mata uang AS memberikan dukungan, karena penguatan dolar AS akhir-akhir ini menjadi faktor penting yang menghambat kenaikan pasar minyak.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 1,13% menjadi 109,7010 pada akhir perdagangan Rabu (26/10/2022). Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga dolar AS.
"Secara keseluruhan ini adalah langkah dalam mata uang dolar, dan jika Anda mencoba membaca di luar itu, itu bodoh," kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Eli Tesfaye, dikutip dari Antara, Kamis (27/10/2022).
Baca Juga:Â Harga Minyak Brent dan WTI Melemah karena Permintaan di China Turun
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah komersial naik 2,6 juta barel selama pekan yang berakhir 21 Oktober, lebih besar dari yang diperkirakan, tetapi itu lebih rendah dari data industri (API), yang menunjukkan peningkatan 4,5 juta barel.
Total persediaan bensin motor turun 1,5 juta barel pekan lalu, sementara persediaan bahan bakar sulingan meningkat 0,2 juta barel, menunjukkan laporan tersebut.
Baca Juga: BuddyKu Fest: 'How To Get Your First 10k Follower'
Follow Berita Okezone di Google News