Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Inflasi Oktober Lebih Rendah Perkiraan, Sri Mulyani: Ini Tanda yang Baik

Michelle Natalia , Jurnalis-Kamis, 03 November 2022 |12:15 WIB
Inflasi Oktober Lebih Rendah Perkiraan, Sri Mulyani: Ini Tanda yang Baik
Sri Mulyani Soal Laju Inflasi Terkendali. (Foto: Okezone.com/Kemenkeu)
A
A
A

JAKARTA - Inflasi sepanjang Oktober 2022 lebih rendah daripada perkiraan. Indeks inflasi harga konsumen (IHK) Oktober 2022 tercatat pada level 5,71% year-on-year (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya 5,95% yoy.

Catatan ini juga lebih rendah dari perkiraan awal pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM yang memang pasti akan mempengaruhi kelompok dari administered prices dan volatile foods.

Baca Juga: Singgung Inflasi, Luhut Bahas Serangan ke Jembatan Crimea

"Ini merupakan suatu tanda perkembangan yang baik, bahwa Indonesia tetap menjaga inflasi relatif dalam level yang moderat. Inflasi dari volatile foods mengalami penurunan menjadi 7,19% yoy," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2022 secara virtual di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Baca Juga: Inflasi Oktober Diprediksi 0,05%, Kenaikan Harga BBM Masih Jadi Biang Kerok

Hal ini, sejalan dengan langkah-langkah sinergi dan koordinasi yang dilaksanakan oleh pemerintah baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, bersama-sama dengan BI, serta berbagai mitra strategis lainnya yang terwadahi dalam Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta terus digiatkannya gerakan nasional pengendalian inflasi pangan atau GNPIP.

Tak hanya itu, Sri menyebut pemerintah juga menggunakan instrumen seperti dana insentif daerah (DID) untuk memberikan reward bagi daerah-daerah yang terus menjaga dan memperhatikan tingkat inflasi di daerah masing-masing.

"Inflasi administered prices tidak setinggi yang tadinya diperkirakan, yaitu pada level 13,28% yoy sesudah pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM yang kemudian mempengaruhi tarif angkutan yang dampaknya lebih rendah. Sementara itu, inflasi inti tetap terjaga pada tingkat rendah yaitu pada 3,31% yoy, hal ini sejalan dengan rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan belum kuatnya tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan," tandasnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement