Share

Harga Minyak Dunia Naik 5%, WTI Dibanderol USD92,6 per Barel

Clara Amelia, Okezone · Sabtu 05 November 2022 07:28 WIB
https: img.okezone.com content 2022 11 05 320 2701315 harga-minyak-dunia-naik-5-wti-dibanderol-usd92-6-per-barel-ZKG2rGSaq9.jpg Harga minyak dunia naik (Foto: Reuters)

JAKARTA - Harga minyak dunia naik hingga 5% pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Harga minyak dunia naik didukung oleh dolar AS yang lebih lemah dan larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia serta kemungkinan China melonggarkan beberapa pembatasan COVID di tengah bayang-banyak kenaikan suku bunga Fed.

Dilansir dari Antara, Sabtu (5/11/2022), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember terangkat USD4,44 atau 5,0%, menjadi menetap di USD92,61 per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari bertambah USD3,9 atau 4,1%, menjadi USD98,57 per barel di London ICE Futures Exchange.

Untuk minggu ini, patokan minyak mentah AS naik 5,4%, sementara minyak mentah Brent naik 5,1%, berdasarkan kontrak bulan depan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, jatuh 1,81% menjadi 110,8770 pada akhir perdagangan Jumat (4/11/2022), mendorong harga minyak lebih tinggi. Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga dolar AS.

Follow Berita Okezone di Google News

Pasar minyak juga mendapat dukungan dari ekspektasi pemulihan permintaan yang solid di China.

China berpegang teguh pada pembatasan COVID-19 yang ketat setelah kasus naik pada Kamis (3/11/2022) ke level tertinggi sejak Agustus, tetapi seorang mantan pejabat pengendalian penyakit China mengatakan perubahan substansial pada kebijakan COVID-19 negara itu akan segera dilakukan.

Pasar saham China telah didukung minggu ini oleh desas-desus tentang berakhirnya penguncian yang ketat meskipun tidak ada perubahan yang diumumkan secara resmi.

Sementara pasokan diperkirakan akan tetap ketat karena rencana embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia dan penurunan stok minyak mentah AS.

"Sedikit pelemahan dolar, larangan penjualan minyak Rusia yang akan datang tentu mendukung ketika fokus bergeser dari kekhawatiran resesi ke masalah pasokan," kata analis PVM Oil Associates Tamas Varga seperti dikutip oleh Reuters.

Namun sinyal tentang besarnya kenaikan suku bunga AS menyebabkan minyak mengurangi beberapa keuntungan.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini